
“Ronald, ayo cepet diabisin, keburu telat kamu kesekolah”,
“iya pa…” Ronald si anak SMA itu baru saja mulai sarapan, sedangkan ayahnya sudah selesai makan,
“Iya Ronald, kalau gak telat aku jewer loh”,
“nn.. iya iya…” Ronald kini melihat sesosok perempuan yg menjadi istri dari ayahnya, nama perempuan itu Maya.
“iya pa…” Ronald si anak SMA itu baru saja mulai sarapan, sedangkan ayahnya sudah selesai makan,
“Iya Ronald, kalau gak telat aku jewer loh”,
“nn.. iya iya…” Ronald kini melihat sesosok perempuan yg menjadi istri dari ayahnya, nama perempuan itu Maya.
Maya adalah ibu tiri dari Ronald.
Setelah ibu kandungnya bercerai, ayahnya itu segera mencari istri, dan
ternyata itu adalah Maya. Sarapan Ronald belum selesai, ia masih
berfikir, bagaimana ayahnya itu mendapat istri perempuan yg jauh jarak
umurnya, perempuan itu berumur 30 tahun, sedang ayahnya Ronald sudah
berumur 40 tahun.
“Ma… aku berangkat dulu…”,
“iya… hati hati pa…”,
“iya, Ronald kamu cepet berangkat juga…”,
“iya pa…” Ayahnya Ronald itu lalu sudah segera pergi berangkat bekerja.
“iya… hati hati pa…”,
“iya, Ronald kamu cepet berangkat juga…”,
“iya pa…” Ayahnya Ronald itu lalu sudah segera pergi berangkat bekerja.
Ronald kemudian menyelesaikan sarapannya, dan berpamitan pada Maya untuk segera berangkat sekolah.
“Ma… aku berangkat dulu…” Ronald lalu mencium tangan ibu tirinya itu, lalu Maya membalasnya dengan mencium kening Ronald,
“cup… iya, belajar yg pinter ya…” Senyum perempuan itu segera mengiringi Ronald berangkat menuju sekolahnya.
“cup… iya, belajar yg pinter ya…” Senyum perempuan itu segera mengiringi Ronald berangkat menuju sekolahnya.
Ronald di SMA nya itu masih kembali
berfikir, tiap hari ia bersama Ayahnya dan juga ibu tirinya itu, namun
kenapa ia rasa seperti Maya itu terlalu baik dan patut dibilang sangat
mempesona, sempat ia berhayal, andai dirinya saja yg menjadi suami Maya
itu. Bel pelajaran dimulai, memecahkan lamunan Ronald. Anak SMA itu
segera belajar disekolah seperti biasanya. Siang harinya, sebelum pulang
sekolah, Ronald dicegat teman dekatnya yg bernama Tono,
“Nal, sini deh, aku kasih tau sesuatu…”,
“apaan ton?”, Tono menunjukan handphonenya pada Ronald, seketika anak SMA itu terkejut.
” nih… tante cantik yg lagi rame diinstagram, gimana menurut lo?” Ronald masih kaget, bagaimana tdk, foto yg ditunjukan Tono itu adalah Foto Maya, ibu tirinya itu.
“apaan ton?”, Tono menunjukan handphonenya pada Ronald, seketika anak SMA itu terkejut.
” nih… tante cantik yg lagi rame diinstagram, gimana menurut lo?” Ronald masih kaget, bagaimana tdk, foto yg ditunjukan Tono itu adalah Foto Maya, ibu tirinya itu.
Memang Ronald tdk memiliki akun instagram, namun ia tak pernah tau ibu tirinya itu ternyata eksis didunia instagram.
“Hey, Ronald, malah ngelamun, pasti terpesona ya sama tante ini? liat nih, beeh… buah dadanya montok banget!”
Ronald bingung, ia diantara ingin
menghantam temannya yg tdk tau itu, atau mengakui memang ia juga
terpesona melihat foto itu, foto Maya menggunakan kaos dan tampak
mempertontonkan buah dadanya. Ronald memang tau, ibu tirinya itu suka
memakai pakaian yg cukup minim saat dirumah.
“D..dari mana lo nemu ini akun Ton?!”,
“ya temen temen banyak yg ngomongin, aku ya ikut liat, eh emang gak salah mereka…”,
“wah, parah nih!”,
“parah kenapa Nal? elu kenal ya?”,
“itu… eh, enggak ton, cuman…”, “haha, emang parah nih tante, pasti banyak yg booking tuh” Ronald tangannya sudah mengepal erat, dan ingin memukul Tono, tapi ia tau, temannya itu juga tdk bisa disalahkan.
“ya temen temen banyak yg ngomongin, aku ya ikut liat, eh emang gak salah mereka…”,
“wah, parah nih!”,
“parah kenapa Nal? elu kenal ya?”,
“itu… eh, enggak ton, cuman…”, “haha, emang parah nih tante, pasti banyak yg booking tuh” Ronald tangannya sudah mengepal erat, dan ingin memukul Tono, tapi ia tau, temannya itu juga tdk bisa disalahkan.
Ronald lalu tanpa pamit tiba tiba meninggalkan Tono,
“hey, Nal, loh… malah pergi…” Ronald
segera pulang kerumah dengan penuh kesal dan tanya, ia ingin
mengklarifikasi hal itu pada ibu tirinya dirumah.
Sesampai dirumahnya, ia segera masuk kedalam, lalu mencari Maya, ibu tirinya itu.
“ma… mama…”,
“eh udah pulang Ronald…”,
“ma, pinjem handphonenya sini!”,
“loh, buat apa?”, “udah sini!” Ronald merebut handphone ditangan Maya yg duduk dikursi itu.
“eh udah pulang Ronald…”,
“ma, pinjem handphonenya sini!”,
“loh, buat apa?”, “udah sini!” Ronald merebut handphone ditangan Maya yg duduk dikursi itu.
Ronald segera tersadar, benar apa yg
ditunjukan Tono, Ibu tirinya itu sedang membuka akun instagram, dan
sudah bersiap memposting foto cantiknya. Maya lalu merebut handphonenya
dari tangan Ronald,
“Aduh Ronald…”,
“Ma, kok pake share share foto gitu di instagram sih?!”,
“Ronald, kan mama ini dirumah gak ada hiburan, ya udah iseng aja main instagram, jadi banyak temennya nih…”,
“tapi kan ma, waktu Ronald disekolah, banyak yg bicarain foto fotonya mama…”,
“m…masak sih? wah, terkenal dong mama…” Ronald heran, entah apa yg ada dibenak fikiran ibu tirinya itu.
“Ma, kok pake share share foto gitu di instagram sih?!”,
“Ronald, kan mama ini dirumah gak ada hiburan, ya udah iseng aja main instagram, jadi banyak temennya nih…”,
“tapi kan ma, waktu Ronald disekolah, banyak yg bicarain foto fotonya mama…”,
“m…masak sih? wah, terkenal dong mama…” Ronald heran, entah apa yg ada dibenak fikiran ibu tirinya itu.
“Aduh ma… kan Ronald jadi malu…
untung gak aku hajar temen temenku yg sibuk ngeliatin foto mama, pikiran
mereka itu negatif semua jadinya, aku takut…” Tiba tiba Ronald berhenti
berargumen, karena ia dipeluk oleh ibu tirinya itu, ia seketika
terdiam.
“Maafin mama ya Ronald, bukan maksud mama bikin kamu kecewa, mama cuman butuh hiburan…” Ronald tersenyum, ia mengerti apa yg sebenarnya ibu tirinya itu inginkan.
“iya ma, aku tau, papa emang terlalu sibuk bekerja, jadi kurang memperhatikan mama, kan ada aku… jadi gak perlu yg sampai begitu ma, aku gak pengen dapat mama baru lagi…” Seketika pelukan Maya makin erat, terdengar isak tangis perempuan itu.
“Maafin mama ya Ronald, bukan maksud mama bikin kamu kecewa, mama cuman butuh hiburan…” Ronald tersenyum, ia mengerti apa yg sebenarnya ibu tirinya itu inginkan.
“iya ma, aku tau, papa emang terlalu sibuk bekerja, jadi kurang memperhatikan mama, kan ada aku… jadi gak perlu yg sampai begitu ma, aku gak pengen dapat mama baru lagi…” Seketika pelukan Maya makin erat, terdengar isak tangis perempuan itu.
Ronald jadi bingung, ia memilih
diam, sempat ia mencium bau wangi tubuh ibu tirinya itu, dan yg pasti ia
sadar buah dada montok milik Maya itu menempel erat ditubuhnya.
“hiks..m…maaf ya, kamu emang anak yg baik Nal, hiks…”,
“udah ma… gak usah nangis, ada aku disini…” Beberapa saat kemudian, Maya melepas pelukannya, dan mulai menyeka air mata diwajah cantiknya.
“Ronald, makan yuk, kamu pasti laper hapis belajar seharian”,
“iya ma, yuk…” Ronald pergi kekamarnya untuk ganti baju, setelah ituia menyusul Maya menuju ruang makan, dan segera makan siang.
“udah ma… gak usah nangis, ada aku disini…” Beberapa saat kemudian, Maya melepas pelukannya, dan mulai menyeka air mata diwajah cantiknya.
“Ronald, makan yuk, kamu pasti laper hapis belajar seharian”,
“iya ma, yuk…” Ronald pergi kekamarnya untuk ganti baju, setelah ituia menyusul Maya menuju ruang makan, dan segera makan siang.
Siang itu mereka sudah sibuk makan
siang, namun yg membuat Ronald sedikit heran, ibu tirinya itu jadi makin
dekat dengan dirinya saja, makan pun disebelahnya,
“Ronald, coba, buka mulut kamu…aa”
Ronald segera membuka mulutnya, dan menerima suapan makanan dari Maya.
Ronald senang jadinya, ibu tirinya itu jadi perhatian.
Setelah makan, Ronald memilih membicarakan akun instagram ibu tirinya itu lagi.
“Ma… instagramnya dihapus aja akunnya…”,
“iya deh, tapi harus ada gantinya loh ya…”,
“iya, tapi jangan share share foto lagi ma…”,
“iya papa kecil, hehe…” Ronald sempat terenyuh hatinya, ia tiba tiba jadi tertarik kepada ibu tirinya itu.
“iya deh, tapi harus ada gantinya loh ya…”,
“iya, tapi jangan share share foto lagi ma…”,
“iya papa kecil, hehe…” Ronald sempat terenyuh hatinya, ia tiba tiba jadi tertarik kepada ibu tirinya itu.
Namun ia berusaha menutupi itu
semua, Ronald dan Maya melanjutkan obrolan mereka. Hari itu Ronald
sadar, ibu tirinya itu sebenarnya sangat penyayg, dan memang butuh
perhatian lebih.
Keesokan harinya, seperti biasa,
saat sarapan pagi, Ronald bersama ayahnya dan juga Maya. Ronald sedikit
kecewa pada Ayahnya yg memang begitu sibuk mengurus perusahaannya,
berangkat pagi, pulangnya malam.
“Pa, kerjanya papa lembur terus ya?
kok sampai malem terus?”, “Ronald? tumben tanya begitu, ya kan papa
direktur perusahaan, jadi repotnya dobel dobel, sampe malem kerjanya”,
“kasian mam…”,
“Ronald, udah cepet sarapannya, keburu telat lagi sekolahnya”,
“iya ma…” Sempat suasana jadi hening sebentar.
“ya sudah, papa berangkat dulu, ma, hari ini papa gak bisa pulang, mungkin besok baru pulang”,
“iya pa, aku dirumah aja kok, cup… jangan lupa makan”,
“Iya, Ronald, jaga mamamu, papa berangkat dulu”,
“iya pa…” Ayahnya Ronald itu segera pergi berangkat bekerja.
“kasian mam…”,
“Ronald, udah cepet sarapannya, keburu telat lagi sekolahnya”,
“iya ma…” Sempat suasana jadi hening sebentar.
“ya sudah, papa berangkat dulu, ma, hari ini papa gak bisa pulang, mungkin besok baru pulang”,
“iya pa, aku dirumah aja kok, cup… jangan lupa makan”,
“Iya, Ronald, jaga mamamu, papa berangkat dulu”,
“iya pa…” Ayahnya Ronald itu segera pergi berangkat bekerja.
Ronald juga sudah selesai, dan segera berangkat juga, sebelum meninggalkan rumah, ia dihentikan oleh ibu tirinya,
“Ronald, nanti pulangnya agak cepet kan?”,
“iya ma, ada apa?”, “gk papa, mama tunggu dirumah ya…”,
“iya ma…” Segera Ronald berangkat sekolah dengan senyuman.
“iya ma, ada apa?”, “gk papa, mama tunggu dirumah ya…”,
“iya ma…” Segera Ronald berangkat sekolah dengan senyuman.
Anak SMA itu belajar dengan tenang, karena teman temannya sudah kehilangan sosok tante cantik diinstagram.
Hari sabtu itu Ronald bisa segera
pulang, ia tdk memilih tdk hadir dikegiatan ekstra, karena ibu tirinya
tadi memintanya untuk segera pulang. Sesampainya dirumah, Ronald sudah
disambut oleh bMaya. Ibu tirinya itu memakai tanktop yg membuat wanita
itu tampak menarik, juga celana jeans panjang. Ronald sudah terbiasa
melihat ibu tirinya itu memakai pakaian layaknya anak anak muda, tapi ia
heran, kali ini ibu tirinya itu tampak begitu menawan karena sudah
memakai make up,
“Ronald, cepet ganti baju sana…”,
“emang kenapa ma?”,
“udah ayo ayo…” Ronald segera diminta mengganti baju, segera anak SMA itu menurut, setelah mengganti pakaian yg ia pakai, Ronald menyusul ibunya didepan rumah.
“mau kemana ma?”,
“jalan jalan dong”,
“kemana ma?”,
“ketaman aja deh, kamu yg nyetir dong sayang” Ronald sudah terbiasa dipanggil sayang, namun kini ibu tirinya itu memanggilnya dengan nada yg membuatnya merinding.
“emang kenapa ma?”,
“udah ayo ayo…” Ronald segera diminta mengganti baju, segera anak SMA itu menurut, setelah mengganti pakaian yg ia pakai, Ronald menyusul ibunya didepan rumah.
“mau kemana ma?”,
“jalan jalan dong”,
“kemana ma?”,
“ketaman aja deh, kamu yg nyetir dong sayang” Ronald sudah terbiasa dipanggil sayang, namun kini ibu tirinya itu memanggilnya dengan nada yg membuatnya merinding.
Ronald segera menaiki motornya, dan ibu tirinya itu duduk dibelakang, segera mereka menuju Taman kota.
Diperjalanan, Ronald sedikit bingung, ibu tirinya itu malah memeluknya erat dari belakang, seperti orang pacaran saja.
“Aduh ma, jangan erat erat ah…”,
“udah… jangan komen…” Ronald hanya bisa melanjutkan perjalanan sambil tersenyum aneh.
“udah… jangan komen…” Ronald hanya bisa melanjutkan perjalanan sambil tersenyum aneh.
Sesampai ditaman, Ronald memarkir
motornya, dan segera ia diajak jalan jalan bersama ibu tirinya yg cantik
itu. Mereka sempat berbincang bincang sambil menikmati suasana taman.
Ronald masih memiliki banyak pertanyaan dalam fikirnya, kali itu ibu
tirinya yg cantik itu merangkul erat bahu kirinya, seperti orang
pacaran.
“Ronald, udah punya pacar belum?”,
“eh, kok tanya gitu ma?”,
“punya gak? punya kan?”,
“gak punya ma…”,
“wah, gimana sih kamu ini… udah SMA belum pacaran”,
“gak penting ah pacaran itu ma…”,
“eh… jangan gitu, nanti kamu nyesel loh, eh anterin mama beli baju ya Nal, kemall itu tuh”,
“yah, iya deh ma”
“eh, kok tanya gitu ma?”,
“punya gak? punya kan?”,
“gak punya ma…”,
“wah, gimana sih kamu ini… udah SMA belum pacaran”,
“gak penting ah pacaran itu ma…”,
“eh… jangan gitu, nanti kamu nyesel loh, eh anterin mama beli baju ya Nal, kemall itu tuh”,
“yah, iya deh ma”
Segera mereka pergi menuju mall
didekat taman itu, Maya segera menemukan tempat yg tepat untuk membeli
baju baju yg kekinian. Ronald memilih menunggu didepan saja.
“Eh, Ronald, ngapain disini?” Ronald
disapa oleh seseorang, setelah ditengok, ternyata Tono teman sekelasnya
itu. “Eh, ton, anu… aku…”,
“Buset Nal! itu kan tante cantik yg diinstagram itu dulu!” Tono segera takjub melihat Maya yg cantik itu sedang sibuk memilih baju.
“Aduh, ton, itu…”,
“gila lu Nal, memang gak salah ente pilih tante tante…” Ronald tiba tiba menarik temannya itu dan menutup mulutnya.
“Buset Nal! itu kan tante cantik yg diinstagram itu dulu!” Tono segera takjub melihat Maya yg cantik itu sedang sibuk memilih baju.
“Aduh, ton, itu…”,
“gila lu Nal, memang gak salah ente pilih tante tante…” Ronald tiba tiba menarik temannya itu dan menutup mulutnya.
“hei diem! ngomong apa sih ton!”,
“loh, itu tu ton, tante itu, wah buah dadanya itu…” Ronald menutup mulut temannya yg ngomong asal itu.
“sh sh sh, diem bentar! aku mau kasih tau”,
“apa sih Nal?”, “perempuan itu…”,
“wah, Ronald, ada temannya yah…” Tiba tiba Maya sudah ada disebelah Ronald sambil membawa tas berisi baju baru. “Aduh, iya, ini Tono…”,
“loh, itu tu ton, tante itu, wah buah dadanya itu…” Ronald menutup mulut temannya yg ngomong asal itu.
“sh sh sh, diem bentar! aku mau kasih tau”,
“apa sih Nal?”, “perempuan itu…”,
“wah, Ronald, ada temannya yah…” Tiba tiba Maya sudah ada disebelah Ronald sambil membawa tas berisi baju baru. “Aduh, iya, ini Tono…”,
“wah, tante, kenalin aku Tono, pasti ini tante Maya…”,
“iya betul, kok tau kamu?”,
“hehe… itu tante, aku sering liat tante di instagram”,
“ooh, jadi kamu tau ya…” Maya menggunakan nada yg cukup aneh sambil melihat Ronald.
“mm… udah selesai beli bajunya?”,
“udah kok Ronald sayang… ayo pulang deh…” Mendengar ucapan Maya, Tono seketika kaget,
“w..wah, jadi tante…”,
“aku tinggal sama Ronald, Tono kok heran banget?” Tono menengok kearah Ronald lalu menengok kearah Maya, setelah itu ia sepertinya tak ingin bicara lebih.
“iya betul, kok tau kamu?”,
“hehe… itu tante, aku sering liat tante di instagram”,
“ooh, jadi kamu tau ya…” Maya menggunakan nada yg cukup aneh sambil melihat Ronald.
“mm… udah selesai beli bajunya?”,
“udah kok Ronald sayang… ayo pulang deh…” Mendengar ucapan Maya, Tono seketika kaget,
“w..wah, jadi tante…”,
“aku tinggal sama Ronald, Tono kok heran banget?” Tono menengok kearah Ronald lalu menengok kearah Maya, setelah itu ia sepertinya tak ingin bicara lebih.
“gk papa kok, ya udah aku balik dulu Nal..”,
“i..iya ton…”,
“Hati hati Tono… cup…” Tono tiba tiba dicium keningnya oleh Maya, membuat Tono dan Ronald kaget.
“eh… hehe, makasih tante…” setelah itu Tono segera pergi dengan senang hati. Ronald berjalan menuju motornya bersama ibu tirinya itu,
“i..iya ton…”,
“Hati hati Tono… cup…” Tono tiba tiba dicium keningnya oleh Maya, membuat Tono dan Ronald kaget.
“eh… hehe, makasih tante…” setelah itu Tono segera pergi dengan senang hati. Ronald berjalan menuju motornya bersama ibu tirinya itu,
“ma, kok pake nyium tono segala?”,
“kasian toh, pandangannya keaku itu bikin gemes”,
“aduh ma, kan Ronald udah bilang kalau…mmf!” Ronald terdiam seketika, bibirnya itu dicium oleh Maya, ibu tirinya itu.
“mm… naah… udah, kamu juga dapet tuh, ayo pulang” Ronald jadi terdiam seketika, ia kemudian segera berkendara bersama ibu tirinya itu pulang kerumahnya.
“kasian toh, pandangannya keaku itu bikin gemes”,
“aduh ma, kan Ronald udah bilang kalau…mmf!” Ronald terdiam seketika, bibirnya itu dicium oleh Maya, ibu tirinya itu.
“mm… naah… udah, kamu juga dapet tuh, ayo pulang” Ronald jadi terdiam seketika, ia kemudian segera berkendara bersama ibu tirinya itu pulang kerumahnya.
Setelah tiba dirumah, Ronald dan
Maya segera masuk kerumah, ibu tirinya itu menyimpan baju yg dibelinya,
lalu menemui Ronald yg masih melongo diruang tengah itu. cerita sex
“Ronald, kok diem aja?”,
“gak papa ma…”,
“kok gitu? kenapa sih Nal?” Ronald pecah lamunannya, ia kini melihat belahan dada montok Maya dari lubang
di kaosnya itu.
“gak papa ma…”,
“kok gitu? kenapa sih Nal?” Ronald pecah lamunannya, ia kini melihat belahan dada montok Maya dari lubang
di kaosnya itu.
Maya tau Ronald melihatnya persis seperti Tono tadi, membuatnya tersenyum lebar.
“Ronald, hehehe”,
“Eh, aduh, m…ma, kok suka banget sih pake pakaian gitu…”,
“aduh Ronald… gimana ya?” Maya berlagak bingung, sambil melingkarkan tangannya dibawah buah dadanya, sehingga gundukan montok itu menjulang tinggi, membuat Ronald makin bingung.
“Eh, aduh, m…ma, kok suka banget sih pake pakaian gitu…”,
“aduh Ronald… gimana ya?” Maya berlagak bingung, sambil melingkarkan tangannya dibawah buah dadanya, sehingga gundukan montok itu menjulang tinggi, membuat Ronald makin bingung.
Maya lalu tersenyum melihat Ronald,
“gini gini… sini deh Nal, ikut mama…” Ronald ditangkap tangannya, lalu anak SMA itu diajak menuju kamar ibu tirinya itu.
Mereka lalu duduk dikasur,
“Ronald, mama itu sebenernya kangeen
banget, rasanya bercinta mesrah dengan laki laki…” Ronald tiba tiba
sudah merasa seperti tau apa yg mungkin terjadi.
“waduh, ma…Ronald…” Maya yg masih
memegang tangan Ronald itu mendaratkan tangan anak SMA itu dibuah dada
montoknya, Ronald segera menelan ludahnya.
“Ronald… kamu… gantiin papamu hari ini ya… plis?”, Ronald masih terpesona dengan raut wajah manja Maya, juga tangannya sudah gatal ingin bergerak saja.
“hmm… itu… gimana ya ma… kan…mmf!” Ronald lagi lagi dicium bibirnya oleh Maya, namun kini anak SMA itu harus merasakan lidah ibu tirinya itu bergerak didalam mulutnya, ludahnya juga disedot, Ronald kemudian memilih mengikuti permintaan Maya.
“Ronald… kamu… gantiin papamu hari ini ya… plis?”, Ronald masih terpesona dengan raut wajah manja Maya, juga tangannya sudah gatal ingin bergerak saja.
“hmm… itu… gimana ya ma… kan…mmf!” Ronald lagi lagi dicium bibirnya oleh Maya, namun kini anak SMA itu harus merasakan lidah ibu tirinya itu bergerak didalam mulutnya, ludahnya juga disedot, Ronald kemudian memilih mengikuti permintaan Maya.
Anak SMA itu berfikir biarlah hari
ini ia bermesraan dengan ibu tirinya itu, ia tau, Maya sangat rindu
rasanya beradu fisik dengan laki laki. Kini Ronald merasakan nikmatnya
bercumbu dengan perempuan,
“mm… slruup.. cup.. mm…”,
“mmm…mm..aah…mm… diremes dong sayang…” Tangan Ronald tadi kini dipandu oleh Maya, benda kenyal milik perempuan 30 tahun itu kini sudah mulai bergoyang karena ulah tangan Ronald, anak SMA itu kini mulai merasakan sendiri, bagaimana nikmatnya meremas dan menggoyang kan buah dada montok. Ronald mulai menikmati kegiatan nikmatnya itu bersama ibu tirinya.
“mmm…mm..aah…mm… diremes dong sayang…” Tangan Ronald tadi kini dipandu oleh Maya, benda kenyal milik perempuan 30 tahun itu kini sudah mulai bergoyang karena ulah tangan Ronald, anak SMA itu kini mulai merasakan sendiri, bagaimana nikmatnya meremas dan menggoyang kan buah dada montok. Ronald mulai menikmati kegiatan nikmatnya itu bersama ibu tirinya.
“mm…aah… bentar deh…” Maya
menghentikan cumbuan Ronald, perempuan itu lalu melepas bajunya, membuat
Ronald berdesir hatinya, dan saat Maya melepas BHnya, Ronald tau
k0ntolnya tak bisa bersembunyi lagi.
“hehe, gimana Nal? aku masih mulus dan cantik kan?”,
“itu… pasti. mama memang… mempesona…” Maya tersenyum nakal, lalu ia merebahkan tubuhnya dikasur.
“hehe, gimana Nal? aku masih mulus dan cantik kan?”,
“itu… pasti. mama memang… mempesona…” Maya tersenyum nakal, lalu ia merebahkan tubuhnya dikasur.
Jari telunjuknya lalu diangkat, dan digerakkan seraya meminta Ronald mendekatinya,
“Ayo Ronald sayang, sini sini…”
Ronald bergerak perlahan, mendekati Maya yg mempesona itu, buah dada
montoknya itu bisa ia lihat langsung, puting coklat yg mengerucut itu
membuatnya seraya haus. Ronald sudah tiba diatas tubuh mulus Maya,
“hehe, Ayo sayang, mau coba buah dada mama gak?” Ronald tak bisa mengungkapkan rasa dihatinya, segera ia menangkap buah dada montok milik ibu tirinya itu.
“hehe, Ayo sayang, mau coba buah dada mama gak?” Ronald tak bisa mengungkapkan rasa dihatinya, segera ia menangkap buah dada montok milik ibu tirinya itu.
tangannya tanpa dipandu kini sudah
asyik mengelus benda kenyal didada Maya itu, dielusnya dengan nikmat,
lalu diremas seraya merasakan kenyal dan halusnya gundukan itu. Ronald
tak kuasa berucap, lidahnya keluh, tenggorokannya kering seketika.
“aahn… hebat juga Ronald, sekalian
kamu latihan, nanti kalau main sama pacar kamu biar siap, hehe… aahn”
Ronald makin senang bermain buah dada montok itu, ia putar putar, ia
tepuk tepuk dengan asyik.
Tak lama puting coklat milik Maya yg
sudah mengeras itu tak bisa dibiarkan saja, Ronald menangkap puting
Maya dengan jari jarinya, lalu diputar dan ditarik. Sungguh Ronald tak
bisa mengira dirinya bisa melakukan hal itu.
“Aaahn…ouh”, “s…sakit ya ma?”,
“gak kok..ssh… enak banget malah…aahn” Maya lalu menarik kepala Ronald, dan didaratkan diatas buah dada ibu tiri itu.
“gak kok..ssh… enak banget malah…aahn” Maya lalu menarik kepala Ronald, dan didaratkan diatas buah dada ibu tiri itu.
Ronald bisa mencium wanginya tubuh ibu tirinya itu, juga merasakan kepalanya mendarat digundukan terkenyal yg
pernah ia rasakan. ia segera menjulurkan lidahnya, lalu mulai menjilati buah dada montok itu, tak lama puting keras Maya itu juga dijilati,
pernah ia rasakan. ia segera menjulurkan lidahnya, lalu mulai menjilati buah dada montok itu, tak lama puting keras Maya itu juga dijilati,
“Aaahn…wow… ayah kamu kalah deh
Nal…oooh” Ronald kini sudah merasakan nikmatnya memilin puting
perempuan, ia tarik tarik puting kiri Maya itu dengan mulutnya, sambil
tangannya meremas buah dada kanan Maya.
Ronald memang sepertinya begitu
menikmati, apalagi Maya, ibu tiri itu tampak heran juga, suaminya kalah
hebat dengan anak SMA itu. Beberapa menit menikmati buah dada kenyal
milik Maya, Ronald sadar k0ntolnya sudah berdenyut hebat bergerak diatas
selangkangan Maya.
“Aaahn…hmmh… udah Nal…” Maya
merobohkan Ronald, lalu perempuan itu membuka celana anak SMA itu,
k0ntol tegaknya membuatnya melotot, langsung saja ibu tiri itu mengocok
k0ntol tegak anak tirinya itu.
“wah, persis punya papamu, pasti rasanya sama…mmmhf” Ronald terbelalak seketika, saat Maya tiba tiba sudah mengulum k0ntolnya.
“wah, persis punya papamu, pasti rasanya sama…mmmhf” Ronald terbelalak seketika, saat Maya tiba tiba sudah mengulum k0ntolnya.
Mulut ibu tirinya itu bergerak naik turun, membuat rasa nikmat tersendiri pada k0ntolnya.
“mm..mm…mmm..wow.. mm…”,
“auh..oooh” Ronald tak kuasa menahan kenikmatan itu, saat ibu tirinya itu dengan cepat mengulum k0ntolnya tanpa jeda.
“auh..oooh” Ronald tak kuasa menahan kenikmatan itu, saat ibu tirinya itu dengan cepat mengulum k0ntolnya tanpa jeda.
Beberapa menit kemudian, Croot croot croot Sperma menyembur masuk kedalam mulut Maya.
“mmh…oofgh…uuhuk uhuk..mmm” Maya memuntahkan sperma Ronald keluar kasur.
“m…maaf ma, aku gak kuat”,
“gak papa kok sayang, enak kok tadi, ayo lepas semua pakaian kamu” Ronald dan Maya segera melepas semua pakaian mereka. Maya lalu sudah tiduran menghadap keatas , membuat Ronald kembali menegakkan k0ntolnya itu.
“Sini Ronald sayang…” Ronald mendekat, lalu tangan anak SMA itu ditaruh diatas kedua paha Maya.
“sekarang, kamu harus ngapain Nal? hmm?” Maya dengan menggairahkan memandang Ronald.
“m…maaf ma, aku gak kuat”,
“gak papa kok sayang, enak kok tadi, ayo lepas semua pakaian kamu” Ronald dan Maya segera melepas semua pakaian mereka. Maya lalu sudah tiduran menghadap keatas , membuat Ronald kembali menegakkan k0ntolnya itu.
“Sini Ronald sayang…” Ronald mendekat, lalu tangan anak SMA itu ditaruh diatas kedua paha Maya.
“sekarang, kamu harus ngapain Nal? hmm?” Maya dengan menggairahkan memandang Ronald.
Ronald yg terpesona melihat tubuh
mulus ibu tirinya itu segera membuka lebar kedua paha Maya, lalu ia
segera melihat lubang memek basah yg dihiasi bulu halus diatasnya.
“m…ma, udah basah…”,
“Jilatin ya Ronald…ooouh” Ronald dengan senang hati menuruti Maya, anak SMA itu mendekatkan kepalanya, dan mulutnya sudah mendarat dibibir memek Maya.
“Jilatin ya Ronald…ooouh” Ronald dengan senang hati menuruti Maya, anak SMA itu mendekatkan kepalanya, dan mulutnya sudah mendarat dibibir memek Maya.
lidahnya sudah dijulurkan dan mulai menjilati pintu masuk kenikmatan itu.
“Aaahn..aahn…ouh…hmmh” Maya mendesah
dengan asyik, tak salah ia memilih pasangan bercinta.
“mm…slruup..mm…ah…mm..slruup” Ronald dengan asyik kini sudah menikmati
isi dalam memek basah itu, cairan yg baru pertama ia nikmati itu sungguh
membuatnya ketagihan.
Beberapa menit itu Ronald menikmati
dinding basah memek ibu tirinya itu, pemilik lubang nikmat itu hanya
bisa menikmati jilatan Ronald sambil meremas buah dadanya sendiri.
“Aahn…ooh…aaah!” Ronald merasa cairan mengalir dari dalam lubang itu, tanpa ragu segera ia minum habis, menghilangkan dahaganya.
“mmh! Sluuuurp…slruup… aaah” Setelah itu Ronald sangat puas, tinggal k0ntolnya yg masih berdenyut itu minta dipuaskan juga.
“oooh… asyik banget mainnya… ayo Ronald, puasin mama, masukin dong…” Ronald segera menurut.
“mmh! Sluuuurp…slruup… aaah” Setelah itu Ronald sangat puas, tinggal k0ntolnya yg masih berdenyut itu minta dipuaskan juga.
“oooh… asyik banget mainnya… ayo Ronald, puasin mama, masukin dong…” Ronald segera menurut.
Anak SMA itu menempelkan k0ntolnya
dipintu kenikmatan, lalu setelah didorong dengan nikmat, segera
k0ntolnya masuk sepenuhnya kedalam memek Maya. Kini resmi sudah Ronald
menyetubuhi ibu tirinya sendiri.
“oooh… rasanya… enak ma…”,
“aaahn… iya Nal, gesekin… aku mau…aaahn” Ronald menggerakan k0ntolnya perlahan, anak SMA itu ingin menikmati sensasi ternikmat, yaitu menyodok memek basah.
“aaahn… iya Nal, gesekin… aku mau…aaahn” Ronald menggerakan k0ntolnya perlahan, anak SMA itu ingin menikmati sensasi ternikmat, yaitu menyodok memek basah.
sleeb sleeb, k0ntolnya bergerak maju
mundur dengan nikmat, sambil dinding memek Maya menyelimuti k0ntol
tegak Ronald. Tak pernah Ronald ingin merasakan menyetubuhi ibu tirinya
itu, tapi kini, ia sudah memeluk Maya. Sambil menyodok memek longgar itu
dengan nikmat, Ronald menjilati tubuh bagian atas milik Maya. Leher,
wajah, dan buah dada Maya sudah asyik ia jilati, dengan setiap hentakan
k0ntolnya kedalam memek ibu tirinya itu.
“aaahn…ooh …cup … puasin mama
sayang…oooh!” Ronald kini memilih mempercepat sodokannya, ia kini
menyetubuhi ibu tirinya dengan intens.
Setiap sodokan k0ntolnya diiringi
goyangan menggairahkan buah dada montok Maya. Menit demi menti Ronald
merasakan nikmatnya menyetubuhi Maya ibu tirinya yg montok dan
menggairahkan itu.
“Aaahn…Ronald sayang…oooh…”,
“ooh… hmmh…uuh”.
“ooh… hmmh…uuh”.
Beberapa saat kemudian, Ronald sudah merasa ingin menyemburkan isi k0ntolnya.
“m..ma aku mau keluar”,
“aaahn… taruh sini k0ntol kamu…” Ronald mengeluarkan k0ntolnya dari memek Maya, lalu benda tegak itu diletakkan diantara kedua buah dada Maya.
“aaahn… taruh sini k0ntol kamu…” Ronald mengeluarkan k0ntolnya dari memek Maya, lalu benda tegak itu diletakkan diantara kedua buah dada Maya.
Perempuan itu lalu merapatkan kedua
buah dadanya menghimpit k0ntol tegak Ronald yg sudah mau meledak isinya.
“Ronald, keluarin semuanya…oooh… aku mau semua… oooh!”
Beberapa gesekan digundukan nikmat
itu, dan creeettt creett creeett, sperma menyembur kewajah dan buah dada
Maya, mengakhiri persetubuhan itu.
“oooh, Ronald…” Maya memeluk Ronald dengan erat, setelah puas bersetubuh.
“M..ma, makasih…”,
“mama yg harusnya makasih… kamu hebat…”,
“iya, demi mama, apa aja deh…”,
“hehe… nanti malam lagi ya Nal”,
“aduh… jangan ma…”,
“ya udah, sekarang lagi kalau gitu…cup…mmm” Ronald kini dengan pelukan erat bersama Maya sudah bercumbu lagi.
“M..ma, makasih…”,
“mama yg harusnya makasih… kamu hebat…”,
“iya, demi mama, apa aja deh…”,
“hehe… nanti malam lagi ya Nal”,
“aduh… jangan ma…”,
“ya udah, sekarang lagi kalau gitu…cup…mmm” Ronald kini dengan pelukan erat bersama Maya sudah bercumbu lagi.
Ronald harus menuruti kemauan ibu
tirinya itu. Kini anak SMA itu dengan asyik menggantikan tugas ayahnya,
menyetubuhi ibu tirinya itu.
No comments:
Post a Comment